Powered by Blogger.
RSS

Pembesaran Prostat dilihat dari frekuensi kencing


Dengan bertambahnya usia seorang pria, tidak jarang mereka mendapati dirinya lebih sering ke kamar mandi -  terutama di tengah malam. Bagi kebanyakan pria, ketidaknyamanan ini seringkali diperburuk oleh keinginan untuk melakukan dorongan atau tekanan saat buang air kecil. Beberapa bahkan mengalami rasa sakit atau rasa seperti terbakar saat buang air kecil.

Sementara sebagian besar pria di atas usia 60 tahun mengalami gejala ini, sebagian besar diantaranya tidak menyadari apa yang menyebabkannya terjadi.

Gejala seperti ini mungkin merupakan tanda-tanda
pembesaran prostat, yaitu salah satu gangguan urologis yang paling umum terjadi pada pria di atas usia 60 tahun. Bahkan, 60 persen pria berusia di atas 60 tahun dan sekitar 80 persen pria di atas usia 80 tahun mengalami pembesaran prostat.
Pembesaran prostat atau Benign Prostatic Hyperplasia (BPH), tidaklah mengancam jiwa. Ini bukanlah suatu bentuk kanker prostat, juga bukan penyebab kanker prostat. Namun, seperti yang telah diketahui banyak pria, ini dapat menyebabkan kegelisahan, ketidaknyamanan, dan kecanggungan. Gejala BPH berbeda-beda bergantung pada tingkat beratnya kondisi.
Gejala yang paling umum yaitu:

- Bangun di malam hari untuk buang air kecil
- Sering ingin buang air kecil (terkadang setiap dua jam atau kurang)
- Rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil

- Keinginan untuk buang air kecil yang berulang, tiba-tiba, dan desakan yang tidak terkendali

- Mendorong atau "mengedan" saat memulai buang air kecil

- Adanya tetesan-tetesan urin setelah buang air kecil

Sejalan semakin menuanya seorang pria, kemungkinan untuk mengalami BPH semakin meningkat. Ini dikarenakan pola pertumbuhan dari prostat. Setelah seorang pria mencapai usia 40 tahun, pertumbuhan prostat ronde kedua sering terjadi sebagai bagian alami dari proses penuaan.

Prostat adalah kelenjar yang terletak tepat di bawah kandung kemih yang fungsi utamanya adalah untuk menghasilkan cairan untuk semen. Karena ia mengembang, maka akan menjepit dan memberi tekanan pada ureter, seperti penjepit pada selang air taman, sehingga menyebabkan konstriksi aliran urin. Sejalan dengan bertambahnya tekanan dan "klem" semakin ketat, hasilnya dapat berupa beberapa gejala BPH yang umum dirasakan.

Meskipun tidak ada pengobatan untuk BPH, namun ada obat-obatan dan prosedur untuk mengurangi gejalanya, yang memiliki rentang dari sekedar resep obat-obatan oral hingga prosedur bedah dengan invasif minimum, prosedur berbasis klinik yang dapat memberikan tindakan untuk mengatasi  gejalanya dengan cepat.


Sumber data:
www.doktermu.com
Kapita Selekta Kedokteran UI

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment