Powered by Blogger.
RSS

Demam



Demam adalah keadaan ketika suhu tubuh meningkat melebihi suhu tubuh normal. Demam adalah istilah umum, dan beberapa istilah lain yang sering digunakan adalah pireksia atau febris. Apabila suhu tubuh sangat tinggi (mencapai sekitar 40°C), demam disebut hipertermi.
Demam dapat disebabkan gangguan otak atau akibat bahan toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Zat yang dapat menyebabkan efek perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu sehingga menyebabkan demam disebut pirogen. Zat pirogen ini dapat berupa protein, pecahan protein, dan zat lain, terutama toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksik atau pirogen yang dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam selama keadaan sakit.
Mekanisme demam dimulai dengan timbulnya reaksi tubuh terhadap pirogen. Pada mekanisme ini, bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis oleh leukosit darah, makrofag jaringan, dan limfosit pembunuh bergranula besar. Seluruh sel ini selanjutnya mencerna hasil pemecahan bakteri dan melepaskan zat interleukin-1 ke dalam cairan tubuh, yang disebut juga zat pirogen leukosit atau pirogen endogen. Interleukin-1 ketika sampai di hipotalamus akan menimbulkan demam dengan cara meningkatkan temperature tubuh dalam waktu 8 – 10 menit. Interleukin-1 juga menginduksi pembentukan prostaglandin, terutama prostaglandin E2, atau zat yang mirip dengan zat ini, yang selanjutnya bekerja di hipotalamus untuk membangkitkan reaksi demam.
Pada saat terjadi demam, gejala klinis yang timbul bervariasi tergantung pada fase demam, meliputi fase awal, proses, dan fase pemulihan (defesvescence). Tanda-tanda ini muncul sebagai hasil perubahan pada titik tetap dalam mekanisme pengaturan suhu tubuh.

Fase-fase Terjadinya Demam

Fase I: awal (awitan dingin atau menggigil)
· Peningkatan denyut jantung
· Peningkatan laju dan kedalaman pernafasan
· Menggigil akibat tegangan dan kontraksi otot
· Kulit pucat dan dingin karena vasokontriksi
· Merasakan sensasi dingin
· Dasar kuku mengalami sianosis karena vasokontriksi
· Rambut kulit berdiri
· Pengeluaran keringat berlebihan
· Peningkatan suhu tubuh
Fase II: proses demam
· Proses menggigil lenyap
· Kulit terasa hangat / panas
· Merasa tidak panas atau dingin
· Peningkatan nadi dan laju pernafasan
· Peningkatan rasa haus
· Dehidrasi ringan hingga berat
· Mengantuk, delirium, atau kejang akibat iritasi sel saraf
· Lesi mulut herpetik
· Kehilangan nafsu makan ( jika demam memanjang )
· Kelemahan, keletihan, dan nyeri ringan pada otot akibat katabolisme protein
Fase III: pemulihan
· Kulit tampak merah dan hangat
· Berkeringat
· Menggigil ringan
· Kemungkinan mengalami dehidrasi
Pada mekanisme tubuh alamiah, demam yang terjadi dalam diri manusia bermanfaat sebagai proses imun. Pada proses ini, terjadi pelepasan interleukin-1 yang akan mengaktifkan sel T. suhu tinggi ( demam ) juga berfungsi meningkatkan keaktifan ( kerja ) sel T dan B terhadap organisme pathogen. Namun konsekuensi demam secara umum timbul segera setelah pembangkitan demam (peningkatan suhu). Perubahan anatomis kulit dan metabolisme menimbulkan konsekuensi berupa gangguan keseimbangan cairan tubuh, peningkatan metabolisme, juga peningkatan kadar sisa metabolisme. Selain itu, pada keadaan tertentu demam dapat mengaktifkan kejang.

Penatalaksanaan Anak yang Mengalami Demam

Bila anak mengalami demam, yang dapat kita lakukan adalah :
1. Kenakan pakaian yang tipis pada anak, dan hanya gunakan seprai atau selimut tipis pada tempat tidur. Pakaian dan selimut yang berlapis-lapis hanya akan menyebabkan panas terperangkap serta dapat menyebabkan suhu badan naik.
2. Beri anak banyak minum. Anak-anak menjadi lebih mudah dehidrasi pada waktu menderita panas. Minum air membuat mereka merasa lebih baik dan mencegah dehidrasi.
3. Beri anak banyak istirahat, agar produksi panas yang diproduksi tubuh seminimal mungkin.
4. Beri kompres di beberapa bagian tubuh, seperti ketiak, lipatan paha, leher belakang.
5. Beri obat penurun panas seperti paracetamol, asetaminofen.




Berdasarkan gejala yang menyertainya tersebut, demam dapat dikategorikan menjadi:

1.  Demam ringan (+380C)
Merupakan respon dari mekanisme pertahanan tubuh, dan tidak berbahaya.

2.  Demam tinggi (>390C)
Disertai rasa tidak enak badan dan gelisah, kehilangan nafsu makan dan minum, hingga menimbulkan kondisi dehidrasi.

3.  Hiperpireksia atau demam sangat tinggi (>40,50C)
    Kondisi ini perlu penanganan yang cepat dan tepat, karena bisa menimbulkan komplikasi.
 

Penyakit yang seringkali menimbulkan gejala demam, yaitu penyakit infeksi seperti demam dengue dan demam berdarah dengue, tifus (demam tifoid), malaria, peradangan hati atau hepatitis, infeksi saluran kemih/kencing, dan penyakit infeksi lainnya.

Untuk mengetahui penyakit penyebab demam tersebut, diperlukan pemeriksaan fisik atau gejala klinis. Namun, pada penyakit tertentu terkadang tidak menunjukkan gejala-gejala yang khas dan kurang nyata sehingga diagnosis sulit ditegakkan. Oleh karena itu, pemeriksaan laboratorium berupa panel demam memiliki peran yang penting dalam hal ini, yakni untuk memastikan diagnosis tersebut, sehingga pengobatan pun dapat dilakukan dengan lebih tepat.
 

Panel demam merupakan sekumpulan pemeriksaan laboratorium yang dapat dimanfaatkan untuk mendiagnosis beberapa perubahan tubuh dan penyakit penyebab demam.
 

PANEL DEMAM 1

-         Hematologi Rutin : mendeteksi infeksi dan kelainan darah
-         Urin Rutin : mendeteksi infeksi saluran kemih/kencing
-         Malaria : mendeteksi malaria
-         Widal & Kultur Gal : mendeteksi tifus (demam tifoid)
-         Anti-Dengue IgG & IgM : mendeteksi demam berdarah
-         CRP Kuantitatif : mendeteksi infeksi atau peradangan dan membedakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri atau virus
-         GOT & GPT : mengetahui fungsi hati


PANEL DEMAM 2 (khusus untuk demam berdarah)

-         Hematologi Rutin
-         Anti-Dengue IgG & IgM

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment