Powered by Blogger.
RSS

Beberapa penyakit Skenario reproduksi


Urethritis
Uretritis adalah peradangan uretra oleh sebab apapun dan jauh lebih sering ditemukan pada laki-laki daripada perempuan. Paling sering disebabkan oleh infeksi, walaupun juga dapat ditimbulkan oleh reaksi alergi terhadap berbagai zat misalnya lateks dan losion (Prince, 2006).
Infeksi uretritis diklasifikasikan sebagai gonokok atau nongonokok (NGU), bergantung pada organism penyebabnya. Organisme yang paling sering adalah N. gonorrhoeae, C. trachomatis, Ureaplasma urealyticum, T. vaginalis, virus herpes simpleks (tipe 1 maupun 2), dan HPV. Organism tersebut kebanyakan ditularkan melalui aktivitas seksual. Tanda-tanda dan gejala-gejala yang klasik adalah secret uretra; peradangan meatus; rasa terbakar, gatal, urgensi, atau sering berkemih (Wilson & Hillegas, 2006).
Infeksi UNG kurang invasif dan gejalanya lebih ringan daripada uretritis gonokokus. Individu mungkin asimtomatik atau mengalami disuria ringan dan sekret. Semua pasien yang berisiko uretritis harus diperiksa untuk infeksi gonokokus dan klamidia dan mereka diberi terapi presumtif. Apabila gejala tidak hilang dengan pengobatan, maka harus dilakukan penelitian terhadap penyebab lain yang lebih jarang (Prince, 2006).
Uretritis akut paling banyak ditemukan pada pria dengan gonorea. Sekretnya purulen, dan berbau busuk. Periode inkubasi untuk gonorea adalah 2 hingga 6 hari. NGU dapat menimbulkan gejala yang mirip dengan uretritis gonokokus, yaitu secret uretra, disuria, dan gatal, namun tidak separah pada infeksi gonokokus. Periode inkubasi untuk NGU biasanya 1 hingga 5 minggu (Wilson & Hillegas, 2006).
Syphilis
Definisi
Sifilis adalah infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri berbentuk spiral, Treponema pallidum. Kecuali penularan neonatus, sifilis hampir selalu ditularkan melalui kontak seksual dengan pasangan yang terinfeksi; namun spiroketaT. pallidum dapat menembus sawar plasenta dan menginfeksi neonates (Prince, 2006).
Klasifikasi
Pembagian sifilis secara klinis ialah sifilis congenital dan sifilis didapat. Sifilis didapat dibagi sebagai berikut, sifilis stadium I, II, III sesuai dengan gejala-gejalanya, sifilis kardiovaskular, dan sifilis pada otak dan saraf. Sifilis laten adalah keadaan yang secara klinis tidak ada tanda/gejala kecuali tes serologic yang positif dan meyakinkan. Sifilis late nada yang dini ialah pada sifilis stadium I dan II dan eksaserbasi. Laten yang lanjut adalah masa antara stadium II dan stadium III dan antara stadium III dan IV (Natahusada, 1993).
Patogenesis
Treponema pallidum dapat masuk ke tubuh calon penderita melalui selaput lendir yang utuh atau kulit dengan lesi, kemudian masuk ke peredaran darah dan semua organ dalam tubuh. Infeksinya bersifat sistemik dan manifestasinya akan tampak kemudian (Natahusada, 1993).
Gejala dan Tanda (Prince, 2006):
1. Sifilis primer. Papul kecil soliter di tempat invasi, timbul dalam 10-90 hari setelah terpajan. Kemudian dalam satu sampai beberapa minggu berkembang menjadi ulkus merah, indolen (tidak nyeri), dan berbatas tegas yang disebut chancre dan dipenuhi oleh spirokaeta, bersifat menular, berukuran beragam sampai lebih dari 2 cm. chancre dapat ditemukan dimana saja tetapi paling sering di penis, anus, dan rectum pada laki-laki, dan vulva, perineum, dan serviks pada perempuan. Pada sifilis primer sering dijumpai limfadenopati indolen yang ipsilateral terhadap chancre. Chancre ekstragenital paling sering ditemukan di rongga mulut, jari tangan, dan payudara, dan sembuh spontan dalam 4-6 minggu.
2. Sifilis sekunder. 2-6 bulan setelah terpajan, spirokaeta menyebar hematogen ke seluruh tubuh, menyerang berbagai system seperti kulit, limfe, saluran cerna, tulang, ginjal, mata, SSP; kemudian menimbulkan berbagai gejala sistemik. Tanda tersering adalah ruam kulit makulopapuler, dengan lesi simetrik, tidak gatal, dan mungkin meluas; lesi di telapak tangan dan kaki merupakan gambaran yang paling khas. Lesi menular dan dapat menimbulkan penyakit melalui kontak. Gejala lain adalah limfadenopati, uveiritis, malese, demam ringan, nyeri kepala, anoreksia, penurunan berat badan, alopesia, serta nyeri tulang.
3. Sifiilis tersier. Dalam beberapa tahun hingga decade, dapat timbul 3 bentuk sifilis tersier: sifilis tersier jinak pada kulit, tulang, dan viscera; sifilis kardiovaskular; dan neurosifilis. Sifilis tersier jinak ditandai timbulnya guma, yaitu massa nodular kecil jaringan granulasi dengan bagian tengah mengalami nekrosis dikelilingi oleh sedikit peradangan, timbul di mana saja, termasuk kulit, tulang, selaput lendir, mata, viscera, dan SSP. Terdapat 3 bentuk sifilis kardiovaskular simtomatik: insufisiensi katup aorta, aneurisma aorta, dan stenosis ostium koroner. Neurosifilis pada dasarnya adalah suatu meningitis kronik yang mulanya mungkin asimtomatik. Kategori utama neurosifilis simtomatik adalah sifilis meningen, sifilis meningovaskular, dan sifilis parenkimatosa (yang mencakup paresis generalisata dan tabes dorsalis).
4. Sifilis congenital. Simtomatik dalam banyak hal, analog dengan sifilis stadium sekunder. Gejala dan tanda adalah sumbatan hidung, bercak pada mukosa, serta ruam makulopapular dan kondiloma lata, lesi di tulang pada pemeriksaan radiologi, dan apabila infeksinya parah dapat terjadi kelainan viscera, SSP, dan hematologic. Manifestasi sifilis congenital lanjut adalah keratitis interstisium, gigi Hutchinson (incisivus lateral runcing, incisivus sentral bertakik), tuli, osteitis, deformitas tulang, guma, dan neurosifilis.
Pemeriksaan diagnostic
Pemeriksaan mikroskop lapangan gelap terhadap eksudat dari chancre primer dan lesi mukolitis pada sifilis sekunder serta uji antibody fluoresen langsung. Namun, uji serologic lebih mudah, ekonomis, dan paling sering dilakukan (Prince, 2006).
Terapi
Penisilin G parenteral, dosis dan lama pemberian tergantung stadium dan manifestasi klinis penyakit. Selain itu penisilin G juga terbukti manjur untuk neurosifilis atau untuk sifilis pada kehamilan (Prince, 2006).
Gonore
Definisi
Gonore dalam arti luas mencakup semua penyakit yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae. (Daili, 1993).
Patogenesis
Bakteri Neisseria gonorrhoeae melekat dan menghancurkan membrane sel epitel yang melapisi selaput lendir, terutama epitel yang melapisi kanalis endoserviks dan uretra. Infeksi ekstragenital di faring, anus, dan rectum dapat dijumpai pada kedua jenis kelamin. Untuk dapat menular, harus terjadi kontak langsung mukosa dengan mukosa (Prince, 2006).
Pada umumnya, penularannya melalui hubungan kelamin, yaitu secara genitor-genital, oro-genital, dan ano-genital. Tetapi disamping itu dapat juga terjadi secara manual melalui alat-alat, pakaian, handuk, thermometer, dan sebagainya. Oleh karena itu, secara garis besar dikenal gonore genital dan gonore ekstra genital (Daili, 1993).
Gejala & Tanda
Respons peradangan yang cepat disertai destruksi sel menyebabkan keluarnya secret purulen kuning-kehijauan khas dari uretra pada pria dan dari ostium serviks pada perempuan. Gejala dan tanda pada laki-laki dapat muncul sedini mungkin dengan pajanan dan mulai dengan uretritis, diikuti oleh secret purulen, disuria, dan seing berkemih serta malase. Pada perempuan, gejala dan tanda timbul dalam 7 sampai 21 hari, dimulai dengan secret vagina. Pada pemeriksaan, serviks yang terinfeksi tampak edematosa dan rapuh dengan drainase mukopurulen dari ostium. Tempat penyebaran tersering pada perempuan adalah ke uretra, dengan gejala uretritis, disuria, dan sering berkemih serta ke kelenjar Bartholin dan Skene yang menyebabkan pembengkakan dan nyeri (Prince, 2006).
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan atas dasar anamnesis, pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan pembantu yang terdiri atas 5 tahapan (Daili, 1993):
a. Sediaan langsung
Dengan pewarnaan gram akan ditemukan gonokok negative-gram, intraseluler dan ekstraseluler. Bahan duh tubuh pada pria diambil dari fosa navicularis, sedangkan pada wanita diambil dari uretra, muara kelenjar Bartholin, serviks, dan rectum.
b. Kultur
Untuk identifikasi perlu dilakukan pembiakan (kultur). Dua macam media yang dapat digunakan adalah media transport dan media pertumbuhan.
c. Tes definitive
1. Tes oksidasi
Semua Neisseria member reaksi positif pada reagen oksidasi dengan perubahan warna koloni yang semula bening berubah menjadi merah muda sampai merah lembayung.
2. Tes fermentasi
Menggunakan glukosa, maltose, dan sukrosa. Kuman gonokok hanya meragi glukosa.
d. Tes beta-laktamase
Perubahan warna dari kuning menjadi merah apabila kuman mengandung enzim beta-laktamase.
e. Tes Thomson
berguna untuk mengetahui sampai di mana infeksi sudah berlangsung.
Limfogranuloma venerium (LGV)
LGV adalah penyakit venerik yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis, efek primer biasanya cepat hilang, bentuk yang tersering adalah sindrom inguinal. Sindrom tersebut berupa limfadenitis dan periadenitis beberapa kelenjar getah bening inguinal medial dengan kelima tanda radang akut dan disertai gejala konstitusi, kemudian akan mengalami perlunakan yang tak serentak (Djuanda, 1993).
Gejala konstitusi sebelum penyakitnya mulai dan biasanya menetap selama sindrom inguinal. Gejala tersebut berupa malaise, nyeri kepala, artralgia, anoreksia, nausea, dan demam. Gambaran klinisnya dapat dibagi menjadi bentuk dini, yang terdiri atas efek primer serta sindrom inguinal, dan bentuk lanjut satu tahun hingga beberapa tahun (Djuanda, 1993).
Pada gambaran darah tepi biasanya leukosit normal, sedangkan LED meninggi. Peninggian ini menunjukkan keaktifan penyakit, jadi tak khas untuk LGV, lebih berarti untuk menilai penyembuhan, jika menyembuh LED akan menurun. Sering terjadi hiperproteinemia berupa peninggian globulin, sedangkan albumin normal atau menurun, sehingga perbandingan albumin-globulin menjadi terbalik. Immunoglobulin yang meninggi adalah IgA dan tetap meninggi selama penyakit masih aktif, sehingga bersama-sama dengan LED menunjukkan keaktifan penyakit (Djuanda, 1993).
PEMBAHASAN
Nyeri saat buang air kecil terjadi karena terjadi kontak lesi dengan urin. Inflamasi pada glans penis dan tanda ekskoriasi merupakan vesikel-vesikel herpes yang sudah pecah, kemungkinan akibat digaruk oleh pasien sendiri, karena itu mengeluarkan discharge warna abu-abu.
Lesi yang terasa nyeri dapat menyingkirkan diagnosis syphilis dan condyloma, LGV, dan chancroid. Gonore menunjukkan gejala uretritis dengan discharge yang keluar dari uretra, sedangkan pada pasien discharge berada disekitar lesi.
Pemeriksaan STS dan anti HSV-2 dilakukan untuk memastikan diagnosis, karena gejala klinis mengarah kepada adanya kemungkinan penyakit Syphilis dan Herpes Genitalis. Sakit serupa yang pernah dialami dan adanya riwayat pasangan yang mempunyai gejala serupa semakin memperkuat dugaan bahwa penyakit yang ada ditularkan melalui hubungan seksual. Pasien tidak akan mandul akibat penyakit yang diderita tersebut (herpes genitalis), namun penyakit ini dapat menginfeksi calon bayi yang akan lahir bila istrinya mengalami rekurensi penyakit ini saat sedang hamil.
DAFTAR PUSTAKA
Bremnor, Judy D. Sadovsky, Richard. 2002. Evaluation of Dysuria in Adults. Akses 07 Mei 2010, dihttp://www.aafp.org/afp/2002/0415/p1589.pdf
Chin, James. 2000. Alih bahasa oleh Kandun, I Nyoman. Manual Pemberantasan Penyakit Menular. Akses 07 Mei 2010, di http://nyomankandun.tripod.com/sitebuildercontent/sitebuilderfiles/manual_p2m.pdf
Daili, Sjaiful Fahmi. 1993. Gonore dalam Djuanda, Adhi. Djuanda, Suria. Hamzah, Mochtar. Aisah, Siti. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Kedua. Jakarta: FKUI.
Djuanda, Adhi. 1993. Limfogranuloma Venerum dalam Djuanda, Adhi. Djuanda, Suria. Hamzah, Mochtar. Aisah, Siti.Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Kedua. Jakarta: FKUI.
DiCarlo, Richard. Martin, David H. 1997. The Clinical Diagnosis of Genital Ulcer Disease in Men. Akses 6 Mei 2010 dihttp://www.hawaii.edu/hivandaids/The%20Clinical%20Diagnosis%20of%20Genital%20Ulcer%20Disease%20in%20Men.pdf
Handoko, Ronny P. 1993. Herpes Simpleks dalam Djuanda, Adhi. Djuanda, Suria. Hamzah, Mochtar. Aisah, Siti. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Kedua. Jakarta: FKUI.
Natahusada, E.C. 1993. Sifilis dalam Djuanda, Adhi. Djuanda, Suria. Hamzah, Mochtar. Aisah, Siti. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Kedua. Jakarta: FKUI.
Purnomo, Basuki B. 2000. Dasar-dasar Urologi. Jakarta: CV Sagung.
Prince, Nancy A. 2006. Infeksi Saluran Genital dalam Price, Sylvia A. Wilson, Lorraine M. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6 Volume 2. Jakarta: EGC.
Soedarmadi. Suyoto. 1974. STS dan Masalah Diagnose Syphilis. Akses 07 Mei 2010 di http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?dataId=5385
Wilson, Lorraine M. Hillegas, Kathleen B. 2006. Gangguan Sistem Reproduksi Laki-Laki dalam Price, Sylvia A. Wilson, Lorraine M. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6 Volume 2. Jakarta: EGC.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 comments:

zareahfabian said...

Iron Oxide Titanium Plate | Leadtinium™®
Product number: Q3170-16. 온카판 Manufacturer: T&Cs: 853-9343-7388. Additional information. elanginews.com Product Type: Iron Oxide Titanium Plate Titanium Plate Type: Metal, Stainless Steel. bet365 실시간 배당 흐름 Item Weight: 8 암호 화폐 종류

Post a Comment